Sekarang saya akan
menceritakan tentang pernikahan adat Minang. Tetapi ini bukan adat tradisional Minang yang masih kental yang berada di kampung halaman. Dimana adat pernikahan ini
selalu saya temui jika saya menghadiri acara-acara pernikahan baik saudara
maupun saat pernikahan kakak laki-laki saya. Yang banyak kita ketahui dimana setiap acara pernikahan selalu dengan aturan adat baik menggunakan adat sang mempelai laki-laki maupun perempuan.
Sebelumnya saya ingin menceritakan proses lamaran jika kedua calon sama-sama dari orang Minang. Yang pertama adalah Maresek, dimana pihak keluarga perempuan mendatangi keluarga laki-laki. Biasanya keluarga wanita membawa kue atau buah-buahan. Yang saya tahu disini dapat terjadi beberapa kali perundingan antara pihak perempuan dan pihak laki-laki dan akhirnya mencapai kata sepakat antara keluarga laki-laki dan perempuan.
Selanjutnya Maminang, keluarga calon laki-laki mendatangi keluarga perempuan. Dimana calon laki-laki meminang perempuan. Jika pinangan diterima, selanjutnya akan bertukar simbol atau tanda untuk memperkuat perjanjian. Acara ini melibatkan banyak keluarga yang sudah tua atau sering disebut sesepuh. Disini juga menentukan tanggal pernikahan untuk kedua calon.
Meminta Izin, disini calon laki-laki maupun calon perempuan meminta doa restu kepada keluarga dari ayah, keluarga dari ibu, saudara-saudara yang telah berkeluarga dan para sesepuh yang dihormati agar memperlancar acara pernikahan nanti.
Malam Bainai, yang saya tahu ini tradisi yang masih sangat kental. Calon mempelai wanita diberi berupa daun pacar ke kuku sampai tangan oleh keluarga calon perempuan dimana tradisi ini mengungkapkan kasih sayang dan doa restu keluarga terhadap calon perempuan.
Itulah proses acara lamaran adat Minang yang saya ketahui. Selanjutnya untuk akad biasanya dilangsungkan satu hari dengan acara resepsi. Untuk proses akad nikah biasanya saat calon laki-laki memasuki mesjid atau rumah untuk ijab qabul, keluarga perempuan menunggu di depan pintu (sambil berbalas kata) dan ada seserahan berupa bunga yang dikalungkan kepada calon laki-laki.
Setelah Sah dan menjadi pasangan suami istri, kedua mempelai laki-laki dan perempuan mempersiapkan acara resepsi. Dengan menggunakan adat Minang kedua mempelai menggunakan baju pengantin. Disini mempelai wanita diwajibkan memakai Sunting yang berada diatas kepala. Cukup berat untuk menahan sunting tersebut.
Saat mempelai masuk, kita disuguhkan dengan beberapa tarian adat Minang yang banyak kita ketahui yaitu Tari Piring. Tarian asli dari Sumatera Barat selalu saya lihat jika pernikahan dengan memakai adat Minang.
Jika mempelai sudah berada di pelaminan, seperti biasa para tamu undangan memberi selamat kepada kedua mempelai dan mencicipi hidangan yang disediakan.