Jakarta
Ibu Kota Yang Kejam
Siapa yang tidak tahu
Jakarta. Ibu kota negara Indonesia yang selalu menjadi tumpuan orang-orang
untuk mencari sebuah keberuntungan atau mengadu nasib. Jakarta Sejarah jakarta
bermula dari sebuah bandar kencil di muara sungai Ciliwung sekitar 500 tahun
lalu. Selama berabad-abad kemudian bandar ini berkembang menjadi pusat
perdagangan internasional yang ramai. Jakarta berada di bagian barat laut Pulau
Jawa. Dahulu Jakarta dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum1527), Jayakarta
(1527-1619), Batavia (1619-1942) dan Djakarta (1942-1972)
Jika kita sekarang
melihat kota Jakarta yang sekarang, mungkin sudah tidak seperti dulu lagi.
Ribuan tahun yang lalu kawasan Jakarta masih berbentuk dari lumpur sungai-sungai
yang mengalir ke Jakarta. Kita kenal dengan Kali Ciliwung, Kali Angke, Kali
Marunda, Kali Cisadane, Kali Besar, Kali Bekasi dan Kali Citarum.
Jakarta memiliki luas
sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.607.787
jiwa (2010). Wilayah Jakarta yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa merupakan
metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.
Jakarta mempunyai
beberapa tempat pariwisata yang terkenal
dan biasa dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing yaitu Kebun
Binatang Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, Pulau Seribu. Jakarta juga ada
bangunan Kota Tua yang ada di Jakarta Pusat. Di Senayan kita juga mempunyai
Stadion Utama Glora Bung Karno dimana stadion itu adalah stadion kebesaran
rakyat Jakarta. Disana kita selalu melihat pertandingan lokal dan
International.
Kita tahu Jakarta
adalah kota yang kejam dan sangat menakutkan. Dari semua informasi diatas kita
tahu Jakarta bukan sembarangan kota. Jakarta ibu kota negara Indonesia yang
memang selalu mempunyai masalah sosial. Umumnya Jakarta sering disebut kota
metropolitan, kota yang berpenduduk melebihi 10 juta. Namun dibalik itu semua,
masalah yang ada di kota Jakarta tidak asing lagi bagi kita. Masalah yang kita
ketahui adalah masalah kriminalitas, kemiskinan dan masalah lingkungan yang
belum bisa teratasi samapai saat ini.
Pemerintah terlalu
mengucap janji dimana mereka selalu ingin membangun kota Jakarta agar menjadi
kota yang lebih baik lagi. Namun kita tahu sekarang masih terjadi
masalah-masalah yang sepele samapai dengan masalah besar dan tidak tahu cara
untuk mengantisipasinya.
Kita tahu masalah yang
sering menjadi buah pembicaraan yaitu kemacetan dan banjir yang selalu melanda
kota Jakarta ini. Saya sebagai warga negara memang jenuh dengan masalah kemacetan
dan banjir. Tidak asing mendengar masalah tersebut. Di media sosial pun sering
membahas kenapa Jakarta tidak habisnya dengan macet dan banjir?
Mereka mengeluh
masalah-masalah yang tidak akan habis jika dibahas. Seperti kita tahu, seorang
warga negara pun masih sering membuang sampah sembarangan yang bisa
mengakibatkan sungai-sungai di Jakarta menjadi tersumbat dan mengakibatkan
banjir dimana-mana. Jika musim hujan datang, kita tidak usah kaget dengan
bencana tersebut. Sebaiknya sebagai pemerintah harus lebih sigap dengan apa
yang sering terjadi di ibu kota. Kemacetan yang merajalela pun bisa membuat
seseorang menjadi stress. Banyaknya kendaraan yang berlalu-lalang pun memang
salah satu faktor terjadinya kemacetan. Setiap orang mempunyai kendaraan
pribadi pun tidak bisa dibilang salah karena memang tujuan mereka ingin sampai
ke temapat yang dihendaki dengan cepat.
Kendaraan umum pun
bukan penyebabnya. Malah menurut saya kendaraan umum memang membantu seseorang
untuk sampai ke tujuan mereka. Tetapi yang lebih kita sering lihat kendaraan
umum memang membuat kendaraan lain pun gerah dengan berhentinya kendaraan umum
itu dengan sembarangan.
Seharusnya pemerintah
negeri ini lebih peka untuk mengatur lingkungan di Jakarta agar tidak adalagi
masalah-masalah sosial yang sering terjadi di Jakarta. Pemerintah harus segera
bertindak cepat untuk mengatur kota Jakarta agar menjadi ibu kota yang layak
disejajarkan dengan ibu kota yang lain.