Senin, 10 Maret 2014

Induktif

Pengertian :

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama.

Contoh :

Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas.


Generalisasi :
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Contoh :
Jessica adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik
Nabilla adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik
Generalisasi : Semua bintang iklan berparas cantik


Analogi :
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. 
Contohnya pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.


Hubungan Kausal :

Hubungan antara peristiwa-peristiwa ekonomi dimana peristiwa yang satu menjadi penyebab terjadinya peristiwa yang lain, tetapi tidak berlaku sebaliknya.

Contoh :

Naiknya gaji pegawai negeri mengakibatkan naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok dipasar, namun peristiwa ini tidak berlaku sebaliknya, karena naiknya harga kebutuhan pokok dipasar tidak dapat menaikkan gaji pegawai negeri.

Hipotesis dan Teori :
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Contoh :

Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.


Teori :

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.


Sumber : 


Deduktif

Pengertian :

Penalaran deduktif adalah suatu proses penalaran yang berawal dari suatu peristiwa umum untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap khusus yang berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum.

Silogisme :

1. Silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan.

Contoh :

Olahraga itu sehat.
pemain sepak bola berolahraga.
Jadi, semua pemain bola sehat.

2. Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesis. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi.

Contoh :

Premis Mayor  : Jika Fahri bangun tidur kesiangan, maka Ia akan terlambat pergi ke sekolah.
Premis Minor   : Fahri bangun kesiangan.
Konklusi          : Sebab itu, fahri terlambat pergi ke sekolah.

Premis Mayor  : Jika Revi mencuri uang Ibunya, maka Ia akan dihukum.
Premis Minor   : Revi tidak jadi mencuri uang Ibunya.
Konklusi          : Sebab itu, Revi tidak jadi dihukum

3. Silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.  

Contoh :

Premis mayor  : Rina makan ikan atau ayam
Premis minor   : Rina makan ayam
Konklusi          : Sebab itu, Rina tidak makan ikan.
Atau
Premis mayor  : Rina makan ikan atau ayam
Premis minor   : Rina tidak makan ikan
Konklusi          : Sebab itu, Rina makan ayam.

Entimen :

Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah “enthymeme” kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme. Kata lainnya, entimem merupakan silogisme yang diperpendek.

Contoh :

Murid yang baik tidak pernah terlambat.
Ferry murid yang baik.
Ferry tidak pernah terlambat.

Sumber :

http://widyapramesthy.blogspot.com/2013/04/penalaran-deduktif-cara-penarikkan.html
http://tiwi1990.wordpress.com/2011/04/13/silogisme-kategorial/
http://rivaldiligia.wordpress.com/2012/06/04/tugas-bahasa-indonesia-penalaran-deduktif/
http://www.ekohadhiprasetyo.com/2012_04_01_archive.html
http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/04/tugas-bahasa-indonesia-2.html

Penalaran

1. Penalaran adalah suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau proses berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya (Fajar Shadiq, 2003 dalam Wardhani, 2008:11).

Jadi, penalaran merupakan suatu proses berfikir untuk mendapatkan suatu pernyataan yang benar dan telah dibuktikan sebelumnya.

2. Proposisi merupakan kalimat yang mana dasar dalam logika informatika tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.

3. Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi  dari  fakta  yang  diketahui.  Inferensi  adalah  konklusi  logis  atau  implikasi berdasarkan informasi yang tersedia.

4. Implikasi adalah Pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung “Jika….maka….”  disebut Implikasi, pernyataan bersyarat, kondisional atau hypothesical dengan notasi p => q

5. Wujud Evidensi semua fakta, kesaksian, dan informasi yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.

6. Cara Menguji Fakta
a. Konsistensi : Tidak ada satu evidensi yang bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain, maka argumentasi itu tidak akan meyakinkan pembaca atau pendengar.

b. Koherensi : fakta yang digunakan sebagai evidensi harus koheren dengan pengalaman manusia atau sesuai dengan pandangan juga sikap yang berlaku. Penulis harus meyakinkan pembaca untuk menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang dikemukakannya.

Sumber :
http://www.scribd.com/doc/90790581/Pengertian-Penalaran